Wallace “Wally” Amos, pendiri merek kue ikonik “Famous Amos,” meninggal pada hari Rabu di usia 88 tahun.
Amos meninggal dengan tenang di rumahnya setelah berjuang melawan demensia, demikian yang dikonfirmasi oleh anak-anaknya Sarah dan Shawn, menurut New York Times.
Amos menciptakan mereknya dari resep keluarga di toko roti Hollywood, California pada tahun 1975, menurut situs web Famous Amos. Amos bertekad untuk menyempurnakan “kue keping cokelat berukuran gigitan terbaik.”
Menurut NYT, ia membuat kue-kue itu semirip mungkin dengan buatan rumah, menggunakan bahan-bahan asli, dan menghindari penambahan bahan kimia serta pewarna.
“Ayah kami telah menginspirasi generasi pengusaha,” kata anak-anak Amos dalam sebuah pernyataan, CBS News melaporkan. “Dengan topi Panama, kazoo, dan optimismenya yang tak terbatas, Famous Amos adalah kisah sukses Amerika yang hebat, dan sumber kebanggaan orang kulit hitam. Itu juga bagian dari kisah keluarga kami yang akan selalu kami syukuri dan banggakan.”
Wally “Famous” Amos, seorang pengusaha yang mendirikan merek kue Famous Amos, telah meninggal dunia. Ia meninggal di usia 88 tahunhttps://t.co/20ZXTbUAiM foto.twitter.com/a9NDzgyiz3
— Philip Lewis (@Phil_Lewis_) 14 Agustus 2024
Putranya Shawn memberi tahu CBS bahwa ia bekerja di bagian depan toko roti di Sunset Boulevard sementara ayahnya memanggang kue di bagian belakang. Shawn, seorang penulis dan musisi blues, merilis sebuah buku pada tahun 2022 berjudul “Cookies and Milk,” di mana ia menggambarkan pengalamannya tumbuh sebagai putra pendiri Famous Amos.
“Ini buku tentang kebahagiaan, buku tentang ayah dan anak yang ingin bertemu satu sama lain,” ungkapnya kepada CBS. (TERKAIT: Pendiri Fandango Dikabarkan Diidentifikasi Sebagai Pria yang Melompat dari Hotel Mewah hingga Meninggal).
Anak-anak pendiri mengakui ajaran ayah mereka tentang kerja keras dan dedikasi, serta menyebutnya sebagai “pahlawan Amerika Hitam asli yang sejati,” demikian laporan CBS.
Menurut NYT, toko roti Amos menghasilkan pendapatan sebesar $300.000 pada tahun pertamanya. Kemudian, perusahaan tersebut berkembang menjadi perusahaan dengan pendapatan $12 juta pada tahun 1981 (sekitar $42 juta dalam mata uang saat ini), demikian laporan media tersebut. Toko-toko tambahan mulai bermunculan di seluruh negeri saat merek tersebut mulai menjual produk-produk kemasan yang didistribusikan di toko-toko kelontong.